#kankemenagkotasurabaya#

#mankotasurabaya#

#hadirsebagaiinspirasi#

(Surabaya – MAN Kota Surabaya)  AI (Artificial Inteligence) saat ini, merupakan teknologi baru.  Namun demikian, kini, AI sudah membumi di dunia digital. Perkembangan AI sudah begitu pesat. AI berkembang di berbagai bidang ilmu pengetahuan. AI pun mampu menelusuri kehidupan manusia. Tentu saja, perkembangan ini sangat berpengaruh terhadap dinamika peradapan manusia. Khususnya pada dunia pendidikan.

Perkembangan AI pada dunia pendidikan harus ditangkap oleh praktisi pendidikan di sekolah, terutama para guru. Oleh karena itu, teknologi  harus dikuasai dan dikembangkan oleh para guru.  Dalam konteks ini, MAN Kota Surabaya, sebagai madrasah berbasis digital selalu tanggap terhadap perkembangan teknologi tersebut. Sebagaimana hari ini, Kamis, 15 Agustus 2024, MAN Kota Surabaya mengadakan pelatihan pembelajaran digital dan pemanfaatan AI. Pelatihan ini, dikhususkan untuk seluruh guru MAN Kota Surabaya. Ada sekitar 79 orang guru yang mengikuti pelatihan ini. Mereka  merupakan para guru dari berbagai bidang mata pelajaran dan ilmu pengetahuan.

((dari kanan, Bapak Hirnanda Dimas Pradana (dosen UNESA), Bapak Fathorrahman (Kepala MAN Kota Surabaya), Bapak Pardi (Kepala Kemenag Kota Surabaya), Bapak Martadi (Wakil IV Rektor UNESA), Ibu Elly Matul Imah (dosen UNESA), Ibu Enny Subhandini (Waka Kurikulum MAN Kota Surabaya), Ibu Wiwin Siswinarni (Waka Humas MAN Kota Surabaya) pada pembukaan pelatihan )

Pelatihan hari ini mengusung topik Pembelajaran Digital dan Pemanfaatan AI (Artificial Intelligence) dalam Dunia Pendidikan bagi Tenaga Pendidik MAN Kota Surabaya. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari yaitu mulai hari ini hingga besok ( Kamis-Jumat, 15-16 Agustus 2024).  Pelatihan  dibuka oleh Bapak DR Pardi,  Kepala Kantor Kementrian Agama Kota Surabaya. Hadir sebagai nara sumber adalah Bapak DR. Martadi, M.Sn, wakil Rektor IV Unesa, Ibu DR. Elly Matul Imah, M.Kom, beliau adalah dosen Prodi Sain Data UNESA. Dan, pemateri ke tiga adalah Bapak Hirmada Dimas Pradana, M.Pd beliau juga dosen UNESA.

(Bapak DR.Martadi, M.Sn, Wakil Rektor Bidang IV UNESA)

“Didiklah anak-anakkmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup bukan di zamanmu,” kata Bapak   DR Martadi, M.Sn mengawali materi. Beliau menyampaikan materi bertema Trend dan Arah Pembelajaran di Era Digital.

(Semangat. Guru-gutu peserta pelatihan semangat mengikuti pelatihan)

Bapak Martadi menjelaskan tentang seluk beluk generasi Alpha. Menurutnya, generasi Alpha adalah generasi yang lahir di tahun 2005 – 2025. Generasi ini adalah generasi yang paling akrab dengan internet sepanjang masa. Generasi Alpha tidak berpikir tentang teknologi sebagai alat. Akan tetapi, mereka mengintegrasikan teknologi ke dalam kehidupan mereka. Oleh karena itu, menurut Bapak Martadi, perlu penyeimbangan aktivitas dunia maya (netizen) dengan dunia nyata melalui kontekstualisasi.

Selanjutnya, Bapak Martadi juga menjelaskan tentang ciri-ciri generasi Alpha berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh McKinsey. Generasi Alpha adalah generasi yang melek teknologi, mereka tidak bisa melepas gadged. Rata-rata 7 sampai 13 jam setiap harinya.

(Khidmat. Bapak dan Ibu guru, peserta pelatihan saat menyanyikan lagu Indonesia Raya)

” Hasil penelitian tersebut menjelaskan akibat dari melek teknologi ini  menciptakan anak anak yang cuek akibat kurang bersosialisasi. Kurangnya keterampilan sosial dalam dunia nyata. Memiliki rentang perhatian yang pendek, mudah bosan jika tidak terlibat melakukan sesuatu. Kesepian, karena biasanya terlahir sebagai anak tunggal, mudah cemas dan stres yang tinggi (kesehatan mental), multi tasking karena terbiasa melakukan pekerjaan berbeda secara bersamaan, dan cenderung obesitas atau rentan, karena kurang gerak, akibat berada di dunia teknologi yang semuanya berada di ujung jari,” jelas  Bapak Martadi.

(Antusias. Bapak-bapak guru antusias mengikuti materi pelatihan)

Selanjutnya, Bapak Martadi menyampaikan adanya transformasi digital, transformasi dunia kerja, transformasi dunia pendidikan, transformasi belajar, transformasi mengajar, trend pembelajaran di Indonesia, dan beberapa hal tentang pembelajaran abad 21 dalam konteks pembelajaran kekinian. Tentu saja, materi ini sangat menarik bagi peserta pelatihan.

( Materi AI. Ibu DR Elly Matul Imah, M.Kom saat memberikan materi)

Materi kedua disampaikan oleh Ibu DR. Elly Matul Imah, M.Kom.   Beliau adalah dosen  Prodi Sain Data UNESA.  Materi yang disampaikan yaitu Pemanfaatan Artificial Intelligence  dalam Pendidikan dan Etikanya. 

 ”The Potential Impact of Technlogi on Education, merupakansalah satupotensi yang bisa dimunculkan  dalam penggunaan AI dalam dunia Pendidikan,” kata Ibu  Doktor Elly  mengawali materi. 

Beliau menjelaskan tentang seluk beluk AI. Menurutnya, AI  dibuat secerdas manusia. Bidang – bidang ilmu yang mendasari AI adalah filsafat, matematika, ekonomi, neuroscience, psikologi, rakayasa komputer, teori kendali, dan ilmu bahasa.

(Semangat. Ibu guru yang bersiap dengan semangat menerima materi pelatihan)

“How AI Technologies Currently Improve Learning in The Education Space – Bagaimana teknologi kecerdasan artifisial meningkatkan pembelajaran dalam bidang Pendidikan,” kata Ibu Elly, Kaprodi S1 Matematika UNESA tahun 2016 – 2019.   

Ada beberapa hal yang disampaikan beliau dalam materinya. Pertama, beliau menjelaskan tentang Personalized Learning Eksperience.  Dalam konteks ini, pembelajaran itu difokuskan pada pengalaman pembelajaran dengan menyesuaikan karakteristik siswa. Kedua adalah Adaptive Learning Experience.  Pada konteks ini pengalaman pembelajaran bagi siswa sangat mengadaptasi lingkungan.  Artinya, adaptasi lingkungan juga berperan dalam proses pembelajaran pada siswa.

( Menyimak. Bapak guru peserta pelatihan sedang menyimak materi pelatihan)

Ketiga,  Intelligent Tutorial Systems, ini merupakan pembelajaran tutorial kepada siswa  yang memadukan karakteristik siswa dengan dukungan teknologi. Keempat, Automated Grading, yaitu penilaian secara otomatis yang menggunakan AI. Kelima, Education for Disabel, penggunaan teknologi yang mendukung pembelajaran  para disabel. Selain itu, beliau juga menyampaikan materi tentang regulasi AI di Indonesia.

(Terus Belajar. Ibu guru peserta pelatihan yang terus belajar)

Para peserta pelatihan memperhatikan materi pelatihan dengan serius dan antusias. Hal ini membuktikan bahwa guru-guru MAN Kota Surabaya merupakan orang-orang yang senang belajar. Materi tentang kehebatan AI sebagai teknologi masa kini yang begitu canggih serta dampak positif dan negatifnya, dijabarkan oleh pemateri dengan baik.  Namun, menuru Ibu Elly,   pembelajaran karakter dalam dunia pendidikan tidak dapat digantikan oleh AI. Dan, penguasa pembelajaran karakter ini adalah guru.

(Aktif Bertanya. Bapak Mardwi Asdiyanto sedang menyampaikan pertanyaan)

”Pembelajaran karakter,  mendidik itu yang tidak dapat digantikan. Guru ada di dalam dunia pendidikan. Guru adalah pendidik, inilah yang tidak dapat digantikan,” kata ibu DR. Elly Matul Imah, M.Kom yang saat ini masih aktif sebagai Sekretaris Indonesian Association Pattern Recognition (INAPR part of International Association Pattern Recognition).

(Aktif Bertanya. Bapak Thoif, Guru Bahasa Arab, sedang menyampaikan pertanyaan)

We Still Need Human Educators, pada konteks ini kita tetap memerlukan guru sebagai manusia yang mendidik siswa, bukan hanya mengajar secara konten (materi), lanjutnya.

(Bapak Hirnanda Dimas Pradana)

Materi ketiga adalah Pengembangan Media Pembelajaran yang Disampaikan oleh Bapak Hirnanda Dimas Pradana, M.Pd. Beliau adalah dosenTeknologi Pendidikan UNESA.  Pada meteri ini, para guru diajari tentang pengembangan media pembelajaran berbasis teknologi. Menurtunya, era digital pada masa ini pembelajaran yang dibutuhkan adalah pembelajaran berbasis proyek dan problem based learning (pembelajaran berbasis kasus).

(Interaksi. Bapak Hirnanda sedang berinteraksi dengan peserta pelatihan)

Selanjutnya, pembelajaran pada konteks Diversity Equity Inclusion,   merupakan  pembelajaran yang membutuhkan media pembelajaran digital. Artinya, segala keterbatasan manusai dalam konteks pendidikan inklusif,  menyediakan konten yang disesuaikan untuk berbagai gaya belajar dan kebutuhan siswa.

(Belajar. Peserta pelatihan sedang belajar mengamati media pembelajaran berbasis teknologi)

”Kolaborasi Industri, kolaborasi antara dunia pendidikan dan industri teknologi yang dapat memperkaya pengalaman pembelajaran dan mempersiapkan siswa untuk tuntutan pasar kerja yang dinamis,” kata Bapak Hirmada.Selanjutnya, Bapak Hirmada memberikan contoh-contoh pembelajaran berbasis teknologi.

(Belajar. Peserta pelatihan sedang mengamati media pembelajaran berbasis teknologi)

Pelatihan untuk guru-guru MAN Kota Surabaya ini cukup memberi kontribusi yang positif. Mereka,  para  guru pengajar sangat antusias terhadap pelatihan yang dikerjakan. Banyak pertanyaan yang muncul sehingga menciptakan iklim edukasi pelatihan yang hidup.

Penulis : Wiji

Foto : Yohni, Ghina

#KementrianSemuaAgama#

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *