#kankemenagkotasurabaya
#mankotasurabaya
#hadirsebagaiinspirasi
Tanggal 21 April merupakan hari kelahiran R.A. Kartini. Tanggal itu menjadi hari bersejarah untuk kaum perempuan di Indonesia. R.A. Kartini, telah mengukir sejarah. Ia meninggalkan pesan bermakna untuk umat manusia. Terutama, kaum perempuan di Indonesia. Gagasan-gagasan R.A. Kartini tentang harkat dan martabat perempuan yang diungkapkan dalam tulisan tulisannya, ternyata mampu merubah sebuah peradaban. Khususnya, peradaban kaum perempuan di Indonesia.
Sudah sewajarnya jika pada setiap tanggal 21 April tersebut, di setiap instansi baik negeri ataupun swasta, memperingati hari Kartini. Demikian juga dengan MAN Kota Surabaya. Hari ini, Senin, 22 April 2024, MAN Kota Surabaya melaksanakan upacara peringatan Hari Kartini. Peringatan ini diikuti oleh seluruh siswa. Ada sekitar 900 orang siswa yang terdiri atas siswa kelas X dan XI mengikuti kegiatan tersebut. Kali ini, para siswa putri memakai kebaya dan siswa laki-laki berbaju adat.
Peringatan Hari Kartini ini memberi makna perjuangan pahlawan nasional kita, R.A. Kartini. R.A Kartini dikenal sebagai tokoh emansipasi wanita. Pembina upacara, Ibu Wiwin Siswinarni, menuturkan amanat bahwa sudah seharusnya kita menyambut Hari Kartini untuk mengingat bagaimana pengorban baliau, RA Kartini. Utamanya dalam memperjuangkan hak wanita di masa lampau, agar dapat hidup dengan bebas, berekspresi setara dengan laki-laki.
”Sudah seharusnya kita selalu memperingati Hari Kartini. Beliau, RA Kartini, memperjuangkan harkat dan martabat kaum wanita. Zaman dulu, wanita tidak boleh berkarya apalagi berkiprah dan berekspresi. Karena perjuangan beliaulah, sekarang ini wanita bisa sejajar dengan laki-laki. Wanita bisa belajar dengan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hasilnya, zaman sekarang banyak wanita berkarir yang sukses dengan cara mereka masing-masing,” terang Ibu Wiwin Siswinarni, Waka Humas MAN Kota Surabaya dalam salah satu statement sambutannya.
Tak hanya sebagai dresscode, kostum yang dipakai oleh siswa dan guru pada hari ini adalah lambang hari Kartini yang penuh makna. Pakaian adat dan aneka kebaya ini, juga dilombakan dalam lomba kostum terbaik untuk para siswa. Lomba kostum terbaik juga diberlakukan untuk para guru.
Dengan busana yang beraneka warna, masing-masing kelas, didampingi oleh wali kelasnya, berbaris dan berjalan mengitari halaman madrasah. Suasana semakin semarak seiring alunan musik dari keyboard yang dimainkan oleh Bapak Adi William Raharja, guru seni musik MAN Kota Surabaya.
Juara satu pada lomba busana adat terbik kategori siswa adalah Dharma Aji Wisnu kelas XI-B, juara duanya adalah Halsey Maulidan dari XI-L. Sementara itu, juara busana kebaya terbaik pertama diraih oleh Nadine Aisyah dari kelas XI-M dan terbaik kedua diraih oleh Velyn Aurelia Filla dari kelas X-H.
“Awalnya aku pesimis nggak bakal menang. Karena kostum yang aku pilih cuma buat memeriahkan peringatan Hari Kartini aja. Eh, nggak nyangka namaku dipanggil jadi pemenang,” kata Nadine saat mengungkapkan perasaannya setelah menerima hadiah.
Demikian juga dengan Halsey. Dia juga terkejut saat dinyatakan sebagai pemenang. Ia merasa percaya diri saat berjalan di parade barisan kelasnya. “Kostum yang aku pakai ini merupakan pakaian adat dari Papua. Lumayan jauh tempat sewanya. Beruntung bisa menang,” ungkap Halsey saat menyampaikan tanggapannya.
Sementara itu, di kalangan guru. Kostum terbaik diraih oleh Bapak Alie Mudzakkir, guru PAI MAN Kota Surabaya, beliau mengenakan busana adat Riau. Untuk busana kebaya terbaik diraih oleh Ibu Ulumiyah, guru BK MAN Kota Surabaya.
“Saya rasa acara lomba kostum ini merupakan bagian dari memperingati perjuangan pahlawan kita, R. A. Kartini. Juga, untuk mengenang pengorbanannya. Kita juga harus totalitas mempersiapkan lomba ini. Jadi, selain dapat menyenangkan hati pemenang, juga memotivasi siswa dan siswi untuk totalitas dalam mengejar ilmu,” jelas Bapak Ali Mudzakkir saat ditanya oleh tim jurnalistik MAN Kota Surabaya.
Peringatan Hari Kartini yang digelar MAN Kota Surabaya tahun ini memang terkesan sederhana. Namun terasa semarak dan bermakna. Pembelajaran yang bisa kita peroleh dari kegiatan ini bahwa kita semua, seluruh warga MAN Kota Surabaya, terutama kami para siswa, diharapkan paham akan kesetaraan gender. Terutama kesetaraan gender di bidang pendidikan. Artinya, perempuan dan laki-laki berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Nantinya, untuk meraih kejayaan dan kesusesan (para siswa MAN Kota Surabaya), tentunya hanya bisa diperoleh dengan totalitas dalam belajar.
KementrianSemuaAgama
Reporter : Febrina, Reva, Alfa & Faiza (Tim Jurnalistik MAN Kota Surabaya)
Photo by Ghina (Tim Jurnalistik MAN Kota Surabaya)
Editor : Wiji