#kankemenagkotasurabaya

#mankotasurabaya

#hadirsebagaiinspirasi

(Khidmad, Bapak dan Ibu guru mendengarkan materi dari Bapak Drs H Pardi, M.Pd, Kepala Kantor Kemenag Kota Surabaya)

Moment Idul Fitri masih menghiasi suasana pada sebagian besar masyarakat Indonesia. Halal bihalal dalam rangkaian  acara lebaran menjadi salah satu ajang untuk   saling memaafkan. Sejalan dengan hal tersebut, hari ini, Rabu 17 April 2024,  MAN Kota Surabaya menggelar acara halal bihalal sekaligus pembinaan moderasi beragama bagi tenaga pendidik dan  kependidikan. Acara ini dihadiri oleh para guru pengajar serta beberapa guru yang sudah purna tugas. Halal bihalal yang dilaksanakan di aula ini diikuti sekitar 100 orang ini berjalan dengan lancar, khidmad, semarak dan bermakna.

(Bapak Fathorrahman, Bapak DR. H. Pardi M.PdI dan Bapak Drs Fathul Mubin M.Pd)

”Kami sampaikan terimakasih yang sebesar besarnya kepada teman-teman guru yang sudah purna tugas yang telah hadir pada acara ini. Semoga silaturahmi ini tetap baik dan terjaga,”  kata Bapak Fathorrahman dalam  sambutannya.

(Bapak Drs Fathorrahman, M.Pd, Kepala MAN Kota Surabaya saat memberi sambutan)

Acara yang sekaligus  diramu dalam kegiatan pembinaan moderasi beragama ini, juga dihadiri oleh Bapak  Drs.H. Pardi, M.Pd, Kepala Kantor Kementrian Agama Kota Surabaya yang  sekaligus bertindak sebagai pemberi materi serta Kasi Pendma Kemenag Kota Surabaya.

(dari kanan, Bapak Muhammad Suwar, Waka Kesiswaan, Bapak Danang, dua dari kanan, kepala TU, Bapak Saiful, Komite dan Bapak Witono, guru senior yang sudah purna tugas)

”Setiap zaman ada tokohnya dan setiap tokoh ada masanya. Alhamdulillah, MAN Kota Surabaya sudah menjadi referensi madrasah maju di Indonesia. Dan, silaturahmi itu tidak boleh putus,” kata Pak Pardi mengawali materi.

(Bapak dan Ibu Guru yang sudah purna tugas dan Bapak Ibu guru peserta halal bihalal dan pembinaan )

”Justru dengan halal bihalal ini, posisi moderasi beragama bisa menjadi media untuk mempertemukan berbagai unsur. Karena makna pokok kegiatan ini adalah silaturahmi. Upaya terdalam adalah saling memaafkan terhadap sesama teman yang setiap hari bertemu, teman senior yang pernah bersama, serta semua orang yang pernah berinteraksi dengan kita,” lanjutnya.

(Bapak DR. H. Pardi, M.PdI)

Menurut Bapak DR H Pardi, nilai utama dalam halal bihalal adalah bersilaturahim, membangun bangsa Indonesia dengan mewujudkan 3 hal yaitu Kafarot, Maghfiroh, dan Al’Afwu yakni rasa maaf dan memaafkan. Mendudukkan guru sebagai Muaddib, Mu’allim dengan menumbuhkan semangat belajar dan berpengetahuan kepada peserta didik.

”Guru, memerankan diri sebagai contoh yang memberi pembelajaran secara langsung kepada siswa. Olehkarena itu, kita sambungkan doa doa untuk anak anak didik kita itu kepada Allah. Tidak hanya sebagai contoh,  guru juga bisa berperan sebagai amaliah yang istiqomah. Guru adalah amaliah yang istiqomah, menjadi contoh teladan sekaligus sumber energi positif untuk anak anak. Hal inilah  yang bisa  mencetak karakter  yang kuat kepada anak anak,” jelas Bapak Pardi dalam sambutannya. (wiji)

KementrianSemuaAgama

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *