Surabaya – MAN Kota Surabaya. Pembelajaran berdiferensiasi pada kurikulum merdeka menjadi topik hangat di berbagai lembaga pendidikan. Kurikulum merdeka yang ditorehkan oleh Menteri Pendidikan Riset dan Teknologi, Bapak Nadiem Makarim, menciptakan beragam warna serta penafsiran. Sebab, masing-masing madrasah memiliki ciri khas serta kearifan lokal yang berbeda. Oleh karena itu, penerjemahan kurikulum merdeka di madrasah juga memberikan hasil yang berbeda. Atas dasar itulah Forum Silaturahmi Guru Madrasah dan Pegawai PNS Kementrian Agama Provinsi Jawa Timur angkatan tahun 2019 mengadakan acara talk show dan seminar mengenai “Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi pada Madrasah Berbasis Digital.”
Talk Show dan Seminar Pembelajaran Berdiferensiasi yang dilaksanakan pada tanggal 17 November 2023 lalu, diikuti oleh ratusan guru madrasah dan pegawai PNS di lingkungan Kementrian Agama Jawa Timur. Acara itu bertempat di gedung aula MAN Kota Surabaya. Talk show dan seminar tersebut ditujukan untuk memberi wawasan kepada guru dan pegawai PNS tentang pembelajaran berdiferensiasi yang berbasis digital.
Menurut Ibu Hefty Zulfah, ketua pelaksana talk show dan seminar, saat ditanya tim jurnalis pada siang ini, Minggu, 19 November 2023 bahwa kegiatan yang sudah dilaksanakan tersebut mampu menginspirasi seluruh PNS angkatan 2019. “Dengan adanya kegiatan seminar tersebut, semakin menambah harmonisasi ukhuwah yang terjalin diantara kami serta menambah ilmu dan wawasan kami tentang pembelajaran berdiferensiasi yang berbasis digital,” kata Bu Hefty saat ditanya tim jurnalis hari ini.
Seperti halnya disampaikan oleh Bapak Dr. Sugiyo, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Provinsi Jawa Timur bahwa proses belajar di zaman ini bukan hanya sebuah transfer ilmu saja melainkan proses membimbing. Siswa yang tidak suka atau tidak mampu pada pelajaran matematika misalnya dia akan merasa senang dan nyaman belajar matematika melalui proses pembelajaran berdiferensiasi tersebut. Artinya, proses pembelajaran berdiferensiasi ini akan mampu mewadahi semua aspirasi siswa dengan beragam kemampuan belajar.
“Indonesia adalah potret bangsa yang besar. Misalnya saja “Teori Krek” tentang pesawat terbang, teori ini datang dari Pak Habibie, dari Indonesia. Ini cukup menunjukkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang hebat,” kata Bapak Sugiyo.
“Subyek didik kita tidak sama, ada yang bisa, ada yang tidak bisa, ada yang bisa sediki dan ada yang tidak bisa sama sekali oleh karena itu diperlukan proses pembelajaran dengan pola berdiferensiasi,” lanjut Bapak Dr. Sugiyo M.Pd, Kasi Pendidikan Madrasah Kanwil Provinsi Jawa Timur.
Talk Show dan Seminar ini diikuti oleh sekitar 323 orang guru dan pegawai dari seluruh Jawa Timur secara luring mereka hadir di aula MAN Kota Surabaya. Sementara itu, ada sekitar 277 peserta dari seluruh Jawa Timur yang mengikuti acara tersebut secara online. Acara berjalan cukup tertib dan lancar.
Yang hadir pada talk show dan seminar tersebut ada Bapak Dr. Husnul Maram, M.H.I, Kepala Kanwil Kementrian Agama Provinsi Jawa Timur, Bapak Dr. Santoso, S.Ag, M.Pd Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Kementrian Agama Provinsi Jawa Timur, Bapak Ahmad Makki Hasan, S.Hum
Dosen UIN Maulana Malik Ibrahim dan Bapak Dr. Sugiyo, M.Pd. Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Provinsi Jawa Timur. Semua yang hadir memberi cukup memberi inspirasi, motivasi dan semangat kepada seluruh peserta.
“Alhamdulillah, terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Drs. Fathorrahman, M.Pd Kepala MAN Kota Surabaya yang telah mendukung penuh kegiatan ini semoga kegiatan ini mampu memberi berkah untuk semua. Kami berharap juga agar kegiatan ini bisa mengikatkan tali silaturahmi diantara kami semua PNS Kemenag angkatan 2019,” lanjut Bu Hefty, siang ini saat ditanya Tim Jurnalistik.
Ksatria dan Ghina (Tim Jurnalistik MAN Kota Surabaya)
Editor : Wiji