(Surabaya-MAN Kota Surabaya) Hari ini, Rabu, 22 Mei 2024, MAN Kota Surabaya menerima kunjungan dari KKM Madrasah Aliyah Negeri Kabupaten Bangkalan.

Implementasi kurikulum merdeka (IKM) memang belum sepenuhnya dipahami oleh madrasah. Masih banyak madrasah yang belum bisa memahami kurikulum merdeka. Terlebih, saat ini kurikulum tersebut berubah menjadi kurikulum nasional. Sebagai madrasah percontohan, MAN Kota Surabaya, sudah melaksanakan IKM. Oleh karena itu, sudah banyak madrasah di lingkungan Kementrian Agama wilayah Indonesia Timur, belajar di MAN Kota Surabaya. Mereka datang dari Banyuwangi, Kepulauan Riau, Kendari, Batam, Kalimantan Selatan, Sorong (Papua Barat), dan lain sebagainya.

(Suasana saat IKM KKM dari MA Kabupaten Bangkalan)

Ada juga yang dari Jawa Timur sendiri seperti Batu Malang, Sidoarjo dan masih banyak lagi. Tamu tamu tersebut datang ke MAN Kota Surabaya untuk betsilaturahmi sekaligus belajar. Hal ini lantaran MAN Kota Surabaya sudah melaksanakan, lengkap dengan segala administrasinya. Seperti saat ini, MAN Kota Surabaya juga sudah siap menghadapi perubahan IKM menjadi Kurikulum Nasional.

Hari ini, Rabu, 22 Mei 2024, MAN Kota Surabaya menerima kunjungan dari KKM Madrasah Kabupaten Bangkalan. Kunjungan tersebut dalam rangka studi tiru Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) Kelompok Kerja Madrasah Aliyah Kabupaten Bangkalan di MAN Kota Surabaya. Ada sekitar 57 orang hadir dalam kegiatan ini. Mereka terdiri dari kepala madrasah, wakil kepala madrasah dari beberapa sekolah di lingkungan Kemenag Kabupaten Bangkalan.

(Potret bapak kepala madrasah yang tengah memberikan sambutan)

“Dalam rangka tolabul Ilmi, dikemas dalam rangka studi tiru agar selangkah lebih maju. Kami sampaikan terima kasih atas sambutannya. Tujuan kami ke sini adalah untuk turun gunung, ini dari desa ke kota. Kami ingin tahu, ingin paham, kurikulum merdeka ini seperti apa. Keberangkatan kami berasumsi, materi IKM dimana mana bermunculan. Kami lebih percaya kepada Bapak dan Ibu guru yang mengajar di sekolah.

(Penyerahan cinderamata dari KKM MA Kabupaten Bangkalan)

Kami juga berharap, ilmu ini nanti disampaikan kepada yang lain. Kalau memang ada kendala, bisa disampaikan,” kata Bapak H Saleh Bahri, M.PdI, pengawas KKM MA Kabupaten Bangkalan

“Urusan administrasi tentang IKM ini, kami mohon diajari. Hanya saja, kami jelas tidak bisa mengikuti sepenuhnya terhadap hasil yang dicapai MAN. Situasi kami di MA Bangkalan, berbeda dengan yang di MAN Kota Surabaya,” jelas Bapak Drs.Solih Bahri, M.PdI lagi.

(Pemberian materi IKM di MAN Kota Surabaya oleh Ibu Ari)

Kegiatan ini, dikawal oleh tiga orang pengawas MA Kabupaten Bangkalan. Beliau – beliau adalah Bapak Drs. Solih Bahri, M.PdI, Ibu Dra. Siti Aminah, M.PdI dan Bapak Drs Ludfandi, M.Pd.

Bapak Fathorrahman dalam sambutannya menyampaikan bahwa sejarah kurikulum merdeka saat penerapan secara aplikatif melalui perjalanan panjang. Mulai menggandeng tenaga ahli dari UNESA, Kementrian Agama RI dan mengadakan beberapa workshop.

“Tiap madrasah memang punya tujuan. MAN Kota Surabaya tujuannya adalah menjembatani anak anak kami, siswa kami untuk bisa masuk di PTN. Tahun lalu, jumlah siswa kami di kelas XII adalah 425 siswa. Ada 77 persen siswa kami yang bisa masuk di PTN. Mereka masuk di PTN seperti UNAIR, ITS, Brawijaya, dan UNESA, sementara ada sekitar 10 persen dari 77 persen itu yang masuk ke UINSA,” jelas Bapak Fathorrahman dalam salah satu statement sambutannya.

(Ibu Eni saat menyampaikan dasar-dasar IKM, capaian belajar dan lainnya di MAN Kota Surabaya)

Ibu Enny Subhandini, wakil kepala madrasah bidang kurikulum menjelaskan tentang dasar-dasar IKM, capaian pembelajaran, perubahan-perubahan pada capaian pembelajaran dari Kurikulum Merdeka ke Kurikulum Nasional.

“Proyek dalam Kurikulum Merdeka pada MAN Kota Surabaya adalah menanamkan karakter pelajar Pancasila yang Rahmatan Lil Alamin, ” kata Ibu Enny saat menjelaskan materi. Materi berikutnya, disampaikan oleh Ibu Ari Kusumawati, tim kurikulum. Beliau memberikan materi pemetaan CP-ATP.

Bu Ari menjelaskan tentang proses penurunan CP ke ATP, teknik perumusan tujuan pembelajaran menjadi CP dan ATP. Untuk MAN Kota Surabaya, mengambil contoh dasar dari teori taksonomi bloom.

“Prinsip prinsip proyek pada kurikulum merdeka adalah kolaboratif, ” jelas Ibu Ari.

Terakhir, materi disampaikan oleh Bapak Sunarwan, S.Pd, beliau adalah tim kurikulum. Bapak Sunarwan menjelaskan tentang proses pembuatan modul ajar dan penilaian. Proses pembuatan modul ajar tersebut disampaikan oleh Bapak Sunarwan dengan bahasa yang sangat jelas, serta prosedur yang mudah.

(Bapak Sunarwan saat menyampaikan materi)

Para peserta studi tiru dari Bangkalan ini, mengikuti setiap materi dengan baik. Banyak pertanyaan yang disampaikan. Dan, pertanyaan itu bisa dijawab dengan baik oleh para pemateri. Para pemateri tersebut adalah guru guru MAN Kota Surabaya yang sudah banyak memberikan materi tentang IKM. (wiji)

Photo by Ghina & Vana (Tim Jurnalistik MAN Kota Surabaya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *