#kankemenagkotasurabaya#

#mankotasurabaya#

#hadirsebagaiinspirasi#


(Surabaya-MAN Kota Surabaya)  Sejuk di pagi hari terasa  masih dini ketika suara peluit panjang memecah keheningan. Kemarin, Minggu, pada 21 September 2025, pukul 06.00 WIB, MAN Kota Surabaya menggelar Kompetisi LKBB Sahara Reborn 2K25 jenjang SMA/MA dan jenjang SMP/MTs.  tingkat Jawa Timur. Dengan tema ”Satu Langkah, Bangun Generasi Juara,” MAN Kota Surabaya menjadi motor penggerak kompetisi Paskibra tingkat Jawa Timur.  Kompetisi ini memperebutkan piala bergilir dari Kapolda Jawa Timur, piala bergilir Favor Dantom, dan piala bergilir Kapolrestabes Surabaya. Peserta pun datang dari berbagai daerah di Jawa Timur. Mereka  memadati area MAN Kota Surabaya sejak hari Sabtu, 20 September 2025.

Apel pagi pun digelar dengan khidmat. Tepatnya, di lapangan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kota Surabaya pelatih Paskibra MAN memimpin barisan dengan penuh wibawa, menandai dibukanya Lomba Keterampilan Baris-Berbaris (LKBB) Sahara Reborn 2k25,  sebuah perhelatan PASKIBRA yang  penuh semangat, disiplin, dan tentunya kebanggaan.

Usai apel, para peserta dari 43 tim mengambil posisi. Ada 43 tim yang bertanding hari ini. Tim tingkat SMP/MTs sebanyak 25  dan 18 tim tingkat SMA/MA . Mereka datang dari berbagai daerah di Jawa Timur. Para tim ini segera mengambil posisi. Sebelum tampil di arena perlombaan, mereka memanfaatkan waktu untuk latihan ringan. Sejak Sabtu 20 September 2025, mereka sudah melakukan latihan hingga malam tiba. Mereka sengaja mencoba  arena dan memantapkan tim saat berlomba pada hari berikutnya.  Selain menjajaki medan arena, mereka berlatih   menyusun strategi formasi, merevisi aba-aba, serta menenangkan detak jantung mereka  yang seolah tak bisa disembunyikan.

Pagi, siang hingga sore hari ini, mereka bertanding. Meskipun matahari mulai meninggi dan udara terasa mengikis tenaga, semangat para paskibra tak pernah surut. Langkah mereka tak sekadar gerakan fisik melainkan sebuah ungkapan jiwa, semangat muda yang tak pernah padam.

Di bawah terik matahari yang menyengat, peserta masih gigih bersemangat.

Pada siang kemarin, Minggu 21 September 2025, cuaca memang terasa luar biasa terik. Langit nyaris tak berawan dengan panas matahari yang memantul tajam dari aspal lapangan. Di bawah matahari yang membara, menciptakan sengatan yang menyayat, para peserta lomba masih terlihat gigih.   Keringat yang membasahi pelipis menjadi saksi betapa kuatnya tekad anak-anak muda ini untuk memberikan yang terbaik. Mereka melawan panas, memupuk tekad.

“Kami benar-benar mulai dari dasar. Fisik dulu yang diperkuat,” ujar  Naufal peserta dari SMA Negeri 8 Kediri.

“Kami pernah ikut lomba sebelumnya dan hasilnya belum sesuai harapan. Kali ini kami evaluasi, dan lebih serius.” lanjut Mu’ads peserta dari SMA Negeri 8 Kediri.

Mereka berlatih keras. Tidak hanya menghafal pola langkah dan aba-aba, tetapi juga membangun ikatan tim.

“Pelatih sering menyisipkan permainan supaya suasana cair. Itu membantu membangun kekompakan. Kalau chemistry sudah terbentuk, gerakan akan mengikuti,” lanjutnya.

Bagi pelatih Paskibra MAN Kota Surabaya, LKBB bukan sekadar soal juara. Ada nilai-nilai yang lebih dalam yang ingin ia tanamkan pada peserta didik. Di balik langkah yang tegas, ada pelajaran berharga.  

“Lomba ini justru memperkuat karakter dan kepemimpinan mereka. Saya ingin mereka tidak hanya hebat di lapangan, tapi juga matang dalam berorganisasi,” ujar Kak Sultan, pelatih Paskibra MAN Kota Surabaya.

”Pendekatan personal adalah metode yang saya pakai. Saya berusaha  mengenali satu per satu murid saya.  Membimbing mereka sesuai karakter. Lalu,  mendorong mereka untuk aktif, bukan hanya sebagai peserta, tapi sebagai manusia yang siap menghadapi tantangan hidup setelah sekolah,” lanjutnya.

Kekompakan tim, ciptakan gerak kolaborasi dan inovasi

Serba Serbi Kompetisi

Hiruk pikuk kompetisi di lapangan MAN Kota Surabaya tak ubahnya sebuah festival kecil. Di balik itu, ada pemandangan lain yang tak kalah menarik.  Beberapa stand makanan dan minuman berdiri di sisi arena. Gorengan makanan yang  hangat menciptakan aroma yang menggugah selera. Sementara, semilir angin berhembus perlahan namun pasti, menyapa para pembeli. Situasi  ini  menjadi jeda manis bagi mereka yang menanti giliran tampil atau sekadar melepas penat.

Lomba berlangsung hingga sore. Iringan aba-aba dan hentakan langkah memberi warna pada hari ini. Dan saat langit mulai berganti warna, suasana berubah menjadi lebih hangat. Band Manesa, band kebanggaan siswa MAN Kota Surabaya, naik ke panggung.  Musik yang dimainkan oleh mereka, menciptakan alunan yang syahdu,  menutup kompetisi. Dengan nuansa meriah, ringan, dan penuh kegembiraan, Manesa Band cukup menjadi hiburan yang menarik untuk semua.

Tak lama setelahnya, seluruh peserta kembali berkumpul untuk menyaksikan pengumuman juara. Tentu saja, ini menjadi momen yang ditunggu-tunggu. Momen ini juga menyimpan degup yang tak mudah diredakan.

Sorak sorai para peserta diiringi alunan musik yang menggugah semangat, menjadi warna saat satu per satu nominasi juara disampaikan. Juara utama 1 diraih oleh SMKN 3 Boyolangu. Juara utama 2 diraih oleh SMAN 1 Bangsal Mojokerto. Juara Utama 3 diraih oleh SMAN 1 Tuban. Sementara itu, untuk tingkat SMP/MTs, juara utama 1 diraih oleh MTsN 2 Tulungagung. Juara utama 2 diraih oleh SMPN 2 Mojosari Mojokerto. Dan,  juara utama 3 diraih oleh SMPN 2 Waru Sidoarjo.  

Lebih dari Sekadar Piala

“Pemenang sejati bukan hanya yang berdiri di podium,” ujar Ketua Pelaksana LKBB, Helmi Nur Fauzi.

“Tapi juga mereka yang pulang dengan pengalaman, kedewasaan, dan semangat untuk berkembang lebih jauh,” lanjutnya.

Kak Sultan, pelatih Paskib MAN Kota Surabaya

Ia mengakui, tantangan terbesar dalam menyelenggarakan acara sebesar ini adalah komunikasi. Namun berkat kerja keras panitia, koordinasi berjalan dengan baik.

“Kami belajar dari pengalaman tahun lalu. Miskomunikasi ditekan, semua proses dipersiapkan matang,” terangnya.

Bagi para peserta, Sahara Reborn bukan hanya soal siapa paling tegas, paling rapi, atau paling kreatif. Ini adalah panggung untuk belajar berjuang, bekerja sama, dan mengenali batas diri lalu melampauinya.

Para Srikandi yang kreatif dalam berkolaborasi

Saat langit Surabaya perlahan gelap, satu per satu peserta meninggalkan lapangan. Tapi semangat mereka, seperti langkah-langkah tegap yang bergema di pagi tadi, masih akan terus hidup menjadi bekal saat mereka menghadapi barisan tantangan di masa depan.

Penulis : Cevin (Tim Jurnalistik MAN Kota Surabaya)

Editor : Wiji Laelatul Jum’ah ( Pimred, Humas, Pembina Ekstrakurikuler Jurnalistik MAN Kota Surabaya)

#KementrianSemuaAgama#

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *