#kankemenagkotasurabaya#

#mankotasurabaya#

#hadirsebagaiinspirasi#

(Surabaya – MAN Kota Surabaya) Cerdas finansial untuk generasi muda pada era saat ini, sangat dibutuhkan. Sebagai genarasi muda, memiliki kecerdasan secara finansial dapat membantu mencapai tujuan hidup.Tentu saja, hal ini akan berimbas pada kualitas hidup generasi muda di masa depan. Atas dasar itulah, diperlukan pendidikan pengelolaan finansial sejak dini kepada generasi muda. MAN Kota Surabaya bekerja sama dengan Bank Indonesia memberikan pendidikan finansial kepada siswa-siswinya. Acara yang digelar pada Rabu, 18 Juni 2025, di aula asrama MAN Kota Surabaya.Sebanyak 50 siswa dari perwakilan kelas X dan XII IPS mengikuti acara tersebut. Para siswa pun mendengarkan materi dari pihak Bank Indonesia dengan baik dan antusias.

Bank Indonesia Mengajar di MAN Kota Surabaya mengusung dua topik. Pertama, Digitalisasi Sistem Pembayaran. Kedua, Perencanaan dan Distribusi Rupiah.

Penyamapain Materi mengenai UU tentang Mata Uang

Dalam sambutannya, Bapak Animo Pradana, selaku KaTU MAN Kota Surabaya menyampaikan bahwa kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para siswa tentang finansial. Beliau juga berpesan agar para siswa memanfaatkan kesempatan tersebut dengan baik.

“Dengan adanya seminar ini, membuat para siswa bisa mendapatkan ilmu. Para siswa tidak hanya belajar di dalam kelas saja. Mereka juga dapat menambah ilmu pengetahuan lain dari luar jam pelajaran. Tentu saja, bersama teman – teman baru, kegiatan ini semakin menarik. Pesan saya, memanfaatkan kesempatan kali ini dengan baik. Dengarkan dengan seksama apa yang disampaikan oleh pemateri. Hal ini akan menambah ilmu pengetahuan anak-anak dan memperluas wacana literasi anak anak tentanf BI dan finansial. Karena, belajar juga bisa di mana saja. Dan, dalam kesempatan ini, di sini, di tempat ini, kita bisa menambah ilmu pengetahuan pengetahuan,” kata Bapak Animo Pradana dalam statement sambutannya.

Bapak Animo Pradana, KaTu MAN Kota Surabaya

Membangun literasi keuangan sejak dini merupakan salah satu tema yang diangkat pada kegiatan ini. Memberi wawasan kepada para siswa, generasi muda tentang kecerdasan keuangan dan finansial. Harapannya, para siswa bisa memahami keuangan finansial sejak dini.

Penyampaian materi dari bapak Ahmad Budi Satria

Materi yang disampaikan menjelaskan bahwa Bank Indonesia memiliki status independen. Artinya, Bank Indonesia bebas dari campur tangan pemerintah dan pihak lain. Khususnya Bank Indonesia dalam melaksanakan tugasnya. Kecuali, ada hal yang diatur dalam undang-undang. Sebagai bank sentral, BI memiliki tugas utama menjaga stabilitas nilai rupiah. BI mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. BI juga mengatur dan mengawasi perbankan.

“Bank Indonesia merupakan bank independen. Dalam melaksanakan tugas perbankan, BI bebas dari campur tangan pemerintah atau pihak lain kecuali ada hal yang diatus dalam undang-undang. Tugas utama Bank Indonesia sebagai bank sentral yang menjaga stabilitas nilai rupiah, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaranSeiring berlajannya waktu. Saat teknologi berkembang be. Bank Indonesia juga berfungsi sebagai pengawas perbankan di Indonesia, ” kata Syamsu Faqran, tim Bank Indonesia, saat memberikan materi kepada para siswa.

“Seiring perkembangan teknologi digital yang begitu pesat. Contohnya saja, saat ini, banyak orang merasa lebih nyaman membawa handphone dibanding dompet. Fenomena ini menuntut BI untuk selalu berinovasi. Lalu, BI membuat inovasi dengan menciptakan sistem pembayaran berbentuk QRIS. QRIS merupakan satu aplikasi yang dapat mempermudahkan kita dalam transaksi,” terangnya.

Penyerahan Hadiah dari BI kepada Tim Jurnalistik

“Qris begitu banyak memberi keuntungan. Qris juga meminimkan gerak copet. Saat ini orang tidak perlu membawa uang dengan nominal yang banyak. Qris membuat transaksi lebih efisien dan sebagainya. Kemajuan teknologi ini memanjakan kita dengan vitur yang lebih canggih. Namun, kita harus tetap waspada karena penipuan juga semakin canggih, seiring berjalannya waktu. Dengan menggunakan password yang susah di tebak, mengganti password secara berkala, tidak membagikan kode otp kepada orang lain meski kepada kerabat dekat, semua menjadi lebih aman,” lanjutnya.

Materi selanjutnya disampaikan oleh Bapak Ahmad Budi Santoso, tim dari Bank Indonesia. Beliau menyampaikan tentang sistem pembayaran non tunai dan fungsi peredaran uang tunai. Menurutnya, Bank Indonesia memiliki hak untuk menghancurkan uang sekaligus mencetakmya kembali, sesuai dengan kebutuhan agar tidak terjadi inflasi.

“Selain pembayaran dengan sistem non tunai, uang tunai juga terus diedarkan dan dicetak sesuai kebutuhan. Bank Indonesia yang berhak mengatur keluar dan penghancuran uang. Tentunya, hal itu dilakukan dengan perhitungan yang matang. Hal tersebut agar tidak terjadi inflasi. Jika ada uang kita yang terjadi kerusakan atau lusuh, dapat di tukarkan kepada Bank (dengan ketentuan yang berlaku). Ini dilakukan agar mendapatkan uang yang lebih layak. Sebagai bangsa yang cinta tanah air, kita dianjurkan untuk tidak melipat uang kertas hingga menjadi lusuh. Apalagi mencoret coret uang hingga kucal. Dengan tidak melipat dan mengotori uang kertas, hal itu menjadi salah satu upaya kita menghargai pahlwan dan kekayaan alam yang ada di Indonesia,” kata Bapak Ahmad Budi Satria, pemateri kedua, tim Bank Indonesia.

Salah satu peserta mengajukan pertanyaan dalam sesi tanya jawab berhadiah

Kagiatan dengan Bank Indonesia hari itu sangat menarik dan hidup. Para siswa mengikuti dengan antusias. Pertanyaan-pertanyaan menarik pun datanag dari para siswa. Ada beberapa pertanyaan yang disampaikan siswa kepada pihak pengajar. Kesan meriahpun mewarnai kegiatan ini. Terlihat antusias para siswa yang bertanya kepada pemateri.

“Pertanyaan pertanyaan tersebut membuat materi yang kita terima dapat lebih di perdalam oleh para siswa dan membuat siswa bisa berfikir secara kritis,” komentar salah satu siswa yang tidak mau disebutkan namanya.

” Senang sekali dengan kegiatan ini karena kegiatan ini dapat memberikan kesempatan untuk menerima ilmu baru dan informasi baru seputar rupiah. Manfaatnya tentu sangat banyak. Akan tetapi, yang paling membuat terkesan saat pemateri memaparkan distribusi rupiah dengan sangat detail. Jujur saja, selama ini kami masih belum paham soal itu. Semoga kali lain bisa diadakan lagi kegiatan semacam ini dengan materi -materi dan info-info menarik yang akan berguna oleh kami, para remaja MA,” kata Sirin Ibtisam Ahmad, salah satu peserta dari kelas XI H.

Edukasi dari BI meninggalkan kesan yang baik kepada siswa, membuat para siswa mendapatkan banyak informasi baru tentang Bank Indonesia.

“Program ini ditujukan untuk membagikan informasi kepada para siswa. Jika semakin banyak masyarakat mengetahui tentang informasi ini maka akan semakin sedikit untuk orang berbuat jahat. Seperti uang palsu misalnya. Semakin banyak orang mengetahui ciri ciri uang rupiah yang asli, maka semakin kecil kemungkinan terjadinya penipuan,” kata Bapak Ahmad Budi Satria.

Penulis : Bilkhiz Cahyaningati (Tim Jurnalistik MAN Kota Surabaya)

Reportase : Areta Fida Diya Ardhani dan Hadyansah Wisnu (Tim Jurnalistik MAN Kota Surabaya)

Foto : Safina Wahyu (Tim Jurnalistik MAN Kota Surabaya)

Editor : Wiji Laelatul Jum ah (Humas, Pembina Ekstrakurikuler Jurnalistik)

#KementrianSemuaAgama#

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *